providencemarianwood.org

providencemarianwood.org – Setelah hampir satu dekade sejak kematian tragis Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia, kepolisian masih berupaya menyelesaikan misteri di balik peristiwa tersebut. Kematian Akseyna, yang terjadi pada tahun 2015, tetap belum terpecahkan, dengan pelaku utama dan motifnya masih belum teridentifikasi.

Rintangan dalam Proses Investigasi

Menurut Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana, salah satu kendala signifikan dalam investigasi adalah identifikasi korban yang tertunda. “Ketidaklangsungan mengenali korban secara langsung saat ditemukan menjadi penghambat utama. Identifikasi baru terkonfirmasi beberapa hari kemudian oleh orang tua korban melalui pengenalan barang-barang pribadi korban,” jelas Kombes Arya.

Keterlambatan ini telah mengakibatkan perlambatan dalam penyelidikan awal, sehingga menyulitkan proses pengumpulan bukti. “Ketika tim kembali melakukan penyelidikan di lokasi kejadian dan asrama korban, banyak aspek sudah berubah, yang mempersulit proses pengumpulan bukti efektif,” tambah Kombes Arya.

Progres dan Langkah Penyelidikan Saat Ini

Belum lama ini, kepolisian telah bertemu dengan perwakilan Universitas Indonesia dan keluarga Akseyna untuk membahas kemajuan yang telah dicapai dalam penyelidikan. Kombes Arya menegaskan bahwa penyelidikan akan melanjutkan berdasarkan data dan temuan yang telah dikumpulkan sebelumnya, dan tidak akan dimulai dari awal. “Kami berkomitmen untuk meneliti ulang semua bukti dan keterangan saksi yang telah kami peroleh. Proses ini akan melibatkan penelaahan kembali hasil autopsi, keterangan saksi, dan analisis dari laboratorium forensik,” ucap Kombes Arya. Hingga kini, telah dimintai keterangan dari 38 saksi, namun tidak ditemukan bukti atau saksi baru.

Pertimbangan untuk Olah TKP Ulang

Mengenai olah tempat kejadian perkara ulang, Kombes Arya mengakui bahwa ini masih menjadi pertimbangan. “Kami mempertimbangkan untuk melakukan olah TKP kembali, meskipun menyadari bahwa kondisi fisik lokasi kejadian, seperti Danau Kenanga tempat korban ditemukan, telah mengalami banyak perubahan,” ungkap Kombes Arya.

Konteks dan Kesimpulan Awal

Akseyna Ahad Dori ditemukan meninggal di dasar Danau Kenanga, Universitas Indonesia, pada tanggal 26 Maret 2015. Meskipun awalnya dianggap sebagai kasus bunuh diri, bukti-bukti yang muncul kemudian menunjukkan bahwa ini adalah pembunuhan, ditandai dengan adanya luka parah di kepala dan badan, serta ditemukannya jenazah dengan ransel berisi batu bata seberat 14 kilogram.

Investigasi ini terus berlangsung dengan tujuan utama untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini, serta untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.